SANTAPAN ASIA, Malang – Halo Sobat Santap, tahu tidak sup daging hitam khas Surabaya yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga memancarkan pesona yang sulit diabaikan. Dengan warna yang misterius, rasa yang memikat, dan kekayaan budaya yang melingkupinya? Yup, Rawon. Ikon kuliner yang tak tergantikan.
Sup daging hitam yang terbuat dari rebusan tulang sumsum sapi, bumbu rempah khas Jawa Timur, dan bahan utama lainnya, menawarkan kombinasi cita rasa yang sulit dilupakan. Meskipun tampak misterius dan tak biasa, warna hitam ini memberikan sentuhan magis pada rasa Rawon yang lezat.
Sebagai hidangan khas Surabaya, Rawon adalah warisan budaya yang telah turun temurun dari generasi ke generasi. Di banyak restoran dan warung makan di Surabaya, penjual Rawon masih mempertahankan resep dan tradisi dalam memasaknya, menjaga autentisitas rasa yang sudah terkenal.
“Sudah 20 tahun Saya berjualan, setiap harinya ramai. Ini kedai Ibu Saya dan Saya senang banyak orang yang datang kembali untuk cicip warisan Ibu Saya” Ujar Doni
Selain rasanya yang lezat, rawon juga memiliki nilai historis yang kuat. Hidangan ini diyakini berasal dari era penjajahan Belanda, di mana masyarakat pribumi menciptakan hidangan ini dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka. Sejak saat itu, rawon terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Jawa Timur.
Salah satu elemen penting dalam rawon adalah bahan utama yang memberikan warna hitam khasnya, yaitu kluwak. Kluwak, biji hitam yang tumbuh di Indonesia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam resep rawon sejak zaman dulu. Keluak, dalam bahasa Latin pengium edule, merupakan pepohonan yang tumbuh liar dan bijinya dimanfaatkan masyarakat Nusantara sebagai bumbu dapur. Meski demikian, biji keluak tak boleh dimakan mentah karena mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Pada masa itu, kluwak digunakan sebagai pengganti bahan pewarna alami yang sulit diperoleh. Namun, ternyata kluwak juga memberikan aroma dan rasa yang khas, serta memberikan warna yang memikat pada hidangan ini.
Selain itu bumbu-bumbu seperti kencur, lengkuas, kunyit, serai, dan bawang merah ditumbuk dengan cermat dan ditumis hingga mengeluarkan aroma yang menggugah selera. Proses ini memungkinkan setiap gigitan Rawon memanjakan lidah Sobat Mantap dengan perpaduan rempah yang sempurna.
Selain rempah-rempahnya yang luar biasa, rawon juga menggunakan daging sapi pilihan yang diiris tipis dan dimasak dengan waktu yang tepat. Proses memasak yang panjang pada suhu rendah membuat daging menjadi empuk dan melembutkan sumsum tulang yang memberikan kekayaan cita rasa yang luar biasa pada kuahnya. Setiap suapan Rawon menghadirkan sensasi yang memanjakan lidah.
Salah satu hal menarik tentang rawon adalah variasi topping yang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kenikmatannya. Rendaman telur asin, tauge, emping, dan irisan daun bawang adalah beberapa pilihan yang populer untuk menambahkan dimensi rasa dan tekstur pada hidangan ini. Setiap topping yang Sobat Santap masukan memberikan sentuhan yang unik dan memberikan pengalaman makan yang lebih beragam.
Jadi, saat Sobat Santap menikmati rawon yang menggugah selera, ingatlah bahwa Sobat Santap sedang menyantap lebih dari sekadar hidangan lezat. Sobat Santap juga memasuki dunia sejarah kuliner yang kaya dan memperingati warisan kuliner Indonesia yang berharga. Rawon adalah simbol kehidupan yang terus berlanjut dan mengajarkan kita untuk menghargai tradisi serta merayakan keragaman kuliner kita.
Penulis : Wanindia Balqis Athallah